Womensbeauty.id – Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Kelamin Indonesia (Perdoski), bekerja sama dengan Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDKI) mengadakan event International Scientific Meeting of Cosmetics and Dermatology (ISCOD) dari Kamis, 31 Januari hingga Minggu, 3 Februari 2019. Event ini juga diselenggarakan bekerja sama dengan International Master Course on Aging Skin (IMCAS), serta The 5th Asia Pacific Meeting of Expert in Dermatology (APMED).
Dijelaskan oleh Ketua Penyelenggara ISCOD dr. Abraham Arimuko, SpKK, MARS, FINSDV, FAADV, ini adalah event yang pertama kali diselenggarakan oleh kedokteran spesialis kulit dan kelamin secara mandiri. Event ini diikuti oleh sekitar 1.500 peserta dan 80 exhibitors. Pembicara nasional dan 30 orang pembicara asing dari Italia, Siprus, Oman, Korea, Kanada, Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Event internasional ISCOD diselenggarakan mengingat kebutuhan pelayanan estetika sangat cepat. ISCOD diselenggarakan di Indonesia karena banyak dokter-dokter dari Indonesia yang ingin meningkatkan pengetahuannya. “Ada yang unik, yaitu IMCAS mengadakan konferensi di Prancis, tetapi bisa diikuti oleh audiens di Jakarta,” ucap dr. Abraham saat ditemui di sela-sela kegiatan.
Materi yang diberikan dalam event ini adalah minimal invasive dalam bidang dermatologi yang saat ini sangat popular, seperti tindakan injeksi Botox, Filler, Threadlift dan beberapa prosedur. Menurut dr. Abraham, banyak teknologi yang dimodifikasi saat ini. Misalnya threadlift atau tanam benang yang berkembang sangat cepat.

“Dari benang yang bahannya sederhana, benang yang permukaan halus, sampai benang yang canggih yang ada kaitnya dan dapat menarik, bahannya juga lebih awet. Teknologi laser juga berkembang sangat pesat,” papar dr. Abraham.
Menurut dr. Abraham, para dokter juga diajarkan prosedur yang aman (safety procedures) serta area-area mana saja yang bisa dikerjakan dan mana yang merupakan danger area yang tidak boleh dikerjakan. “Ini sangat penting bagi dokter di klinik kecantikan, untuk mencegah komplikasi saat tindakan,” paparnya.
Bagi dr. Abraham, dalam menjalani suatu treatment yang terpenting adalah filosofi the man behind the gun atau skill dokter yang melakukannya. Penggunaan alat-alat, secanggih apapun itu relatif, seorang dokter tidak mengandalkan alat, tetapi yang memilih alat yang tepat digunakan. “Dengan alat yang cukup sederhana, dokter bisa melakukan hal-hal yang cukup banyak,” ujar dr. Abraham.

Ke depan, acara ISCOD akan dilaksanakan secara berkala dua tahun sekali, bergantian dengan event nasional yang setiap tahun sudah diselenggarakan kedokteran spesialis kulit dan kelamin. “Harapan saya sebagai penyelenggara, acara ini sukses, participants puas dan mendapatkan ilmu yang diharapkan. Begitu juga bagi exhibitors sukses dengan penjualannya. Teman-teman yang menyelenggarakan juga sukses, serta mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa,” pungkas dr. Abraham.