Womensbeauty.id – dr. Yuliana Resolina Pateh, Owner PT Yabeta Indonesia adalah sosok Kartini zaman now. Ia sukses menjalankan usaha kosmetik hingga food and beverage (F&B). “Bagi saya Kartini adalah perempuan yang menginspirasi orang lain dan bisa mandiri,” ucap dr. Yuliana ketika ditemui di Juliet Capulet, kafe miliknya yang berlokasi di Jl. Margonda Raya, Depok.
Kesuksesan yang diraih dr. Yuliana tidak semudah membalik telapak tangan. Ia sudah melalui proses panjang. Sejak masih kuliah di Fakultas Kedokteran UPN Veteran, sekitar tahun 2001, ia sudah tertarik menekuni bidang kecantikan. Tepatnya setelah mengambil mata kuliah kulit dan kelamin, terbersit ide membuat skin care.
Saat itu, Yuliana membuat skin care yang diberi nama VJ Skin Care. Dari satu cabang, kemudian terus berkembang sehingga ia membuat franchise dan memiliki 12 cabang.

Sekitar tahun 2006, dr. Yuliana tertarik mengembangkan bisnis dengan membangun manufacturing kosmetik. Saat ini, ia memiliki tiga brand yakni Nefertiti, Arumdalu dan VJ Cosmetic, yang memproduksi kosmetik dekoratif, skin care dan perawatan rambut. Namun, pabrik kosmetik milik dr. Yuliana telah memproduksi lebih dari 500 merek, bahkan beberapa merek dari luar negeri seperti dari Jepang dan Malaysia.
Sukses dalam manufacturing kosmetik, tahun 2012 dr. Yuliana tertarik mengembangkan divisi food dalam perusahaannya. Ia pun membangun bisnis Juliet Coffee, yang saat ini berganti nama menjadi Juliet Capulet. Selain itu, divisi food mengembangkan roasting coffee, membuat gula aren, teh, lada dan lain-lain dengan merek Sari Alam dan Blue Green.
“Kafe sebagai tempat display untuk produk-produk yang diproduksi, dan menu di kafe menggunakan hasil olahan sendiri yang telah menggunakan teknologi komputer sehingga kematangannya selalu sama,” papar ibu dari tiga orang anak ini.
dr. Yuliana mengatakan, ia memang senang dalam bidang industri agar bisa mendistribusikannya ke berbagai wilayah. Ia melihat, dalam bidang F&B karena setiap orang membutuhkan makanan sehingga pangsa pasarnya banyak.
Raw material untuk diolah dalam pabriknya didapatkan dr. Juliana dari berbagai daerah di tanah air, langsung dari petani. Selain berbisnis, ia juga mengembangkan dan memberdayakan para petani. Salah satunya mengembangkan bahan kunyit yang diolah menjadi bumbu masakan dan juga kosmetik, serta jamu. Mengembangkan juga jahe, kencur, sagu Maluku, serta berbagai jenis kopi seperti kopi Maluku yang sudah langka.
“Awalnya karena hobi saya traveling ke desa-desa dan pedalaman, sehingga timbul keinginan membantu masyarakat pedalaman yang bisa menanam tetapi tidak bisa mendistribusi. Akhirnya saya punya kegiatan sosial sekaligus bisnis, dalam wadah Yayasan Citra Kasih Abadi yang membimbing masyarakat dan mengajarkan entrepreneur,” ucap dr. Yuliana.
Sebagai pebisnis, dr. Yuliana menyadari banyak pesaing dalam bisnis yang sejenis. Untuk memenangkan persaingan, ia melihat bagaimana potensi kebutuhan masyarakat. Menurutnya, saat ini orang lebih suka yang natural, dan lebih sehat. Untuk itu kosmetiknya menggunakan bahan-bahan organik. Begitu pula makanan yang maunya lebih alami, bukan yang instan sehingga Juliet Capulet menyediakan makanan rumahan yang tidak disimpan lama.
“Visi saya dalam dunia bisnis adalah dibutuhkan orang menuju lebih baik, sehingga memilih yang natural untuk sehat. Sehat diperoleh dari makanan, sementara untuk cantiknya memakai kosmetik yang natural. Saya ingin produk Indonesia dipakai dunia, seperti sagu yang nilai gizinya tinggi,” ucap dr. Juliana.
Ke depan, dr. Juliana ingin mencetak banyak enterpreeur perempuan karena negara maju bila 2 persen penduduknya menjadi entrepreneur.
“Setiap perempuan punya kelebihan yang bisa dijadikan nilai positif sehingga bisa ber-enterpreneur yang bisa menjual. Jangan menyerah, kreatif dan menginspirasi perempuan Indonesia,” ucapnya.