Womensbeauty.id – Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-23 pada 25 Juli 2019, Miracle Aesthetic Clinic mendaparkan penghargaan Service Quality Award 2019 untuk kategori Beauty Clinic. Selain itu, Miracle juga menghadirkan metode The Science of Facial Architecture.
Metode The Science of Facial Architecture merupakan aplikasi dari konsep pembentukan wajah yang dicetuskan oleh ahli bedah plastik dari Brazil, Dr. Mauricio de Maio. Tentunya metode The Science of Facial Architecture disesuaikan dengan fasilitas perawatan yang dimiliki oleh Miracle.
Miracle melihat di era beauty 4.0, masyarakat memilki kebutuhan untuk tampil sempurna. Hal itu demi eksistensi dan aktualisasi di media sosial, serta kehidupan sosial nyata yang mendukung pekerjaan dan karier.
Di sisi lain, pertumbuhan industri estetika di Indonesia semakin pesat dan banyak orang yang mendatangi klinik kecantikan sejak usia muda, untuk menyempurnakan penampilan. Namun, dalam lima tahun terakhir adanya kenaikan permintaan perawatan kecantikan dengan prosedur minimal invasive atau non-bedah. Pasalnya, masyarakat menginginkan tampilan wajah yang terlihat natural.
Bentuk wajah merupakan salah satu elemen penting yang mempengaruhi kriteria wajah ideal atau tidak. Bentuk wajah mempengaruhi feminin atau maskulin, serta menarik atau tidaknya penampilan seseorang. Karena itu, metode The Science of Facial Architecture hadir untuk memenuhi kebutuhan untuk tampilan wajah yang ideal tersebut.

Founder & President Director of Miracle Aesthetic Clinic Group dr. Lanny Juniarti, Dipl. AAAM menjelaskan, The Science of Facial Architecture adalah metode ala Miracle dalam perawatan estetik untuk membentuk wajah ideal. Dalam metode ini dilakukan pendekatan holistik antara kepekaan artistik atau cita rasa seni, yang digabungkan dengan ilmu kedokteran.
“Ini yang menjadi pedoman dasar bagi para dokter di Miracle akan memberikan hasil estetika terbaik secara aman, konsisten dan bertahan lama,” ucap dr. Lanny di The Premiere Cinema XXI, Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (25/7/2019).

Lebih lanjut dr. Lanny mengatakan, Miracle memahami keunikan karakteristik kecantikan masing-masing individu. Dengan mengintegrasikan fasilitas perawatan yang dimiliki Miracle, baik menggunakan perawatan berbasis teknologi canggih maupun perawatan injectables, metode The Science of Facial Architecture ini diaplikasikan secara bertahap.
“Yang pada akhirnya akan menghasilkan tampilan versi terbaik dari setiap pelanggan, serta memberikan dampak yang positif untuk kehidupan sosialnya,” ucapnya.

Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam metode The Science of Facial Architecture. Diawali dengan Facial Assessment oleh dokter untuk menganalisis dan memahami apa yang menjadi ‘want’ atau apa yang diinginkan dan ‘feel ‘ atau apa yang dirasakan pasien.
Dalam tahapan ini, dokter menggunakan alat berteknologi canggih, yakni 3D System Camera untuk menganalisis dan mensimulasi kulit wajah. Selanjutnya dokter akan menjelaskan kepada pasien yang menjadi ‘need’ atau kebutuhan pasien. Lalu dokter akan merancang program perawatan yang tepat disesuaikan dengan kebutuhan setiap individu.
Di dalam metode The Science of Facial Architecture’, dokter akan melakukan tiga tahapan proses pembentukan wajah, yakni:
Pertama, memperbaiki struktur kulit untuk menguatkan pondasi wajah terlebih dulu.
Kedua, memperbaiki kontur wajah agar memiliki tampilan wajah 3D yang lebih simetris, proporsional, dan ideal.
Ketiga, menyempurnakan detail-detail dan harmonisasi setiap bagian wajah sehingga hasil akhirnya adalah tampilan wajah yang lebih artistik.
Menurut dr. Lanny, Miracle percaya dengan metodologi yang holistik dan dilakukan secara bertaap berdasarkan The Science of Facial Architecture, setiap dokter di Miracle dari setiap cabang akan mampu memberikan hasil pembentukan wajah yang aman, konsisten, dan bertahan lama.
“Sehingga setiap pelanggan dapat tampil dengan versi terbaiknya, tampil lebih percaya diri dan menarik, yang akan meningkatkan kualitas kehidupan sosialnya,” jelas dr. Lanny.